Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suatu Malam Minggu di Jogja

Aku ingat suatu masa dulu , Saat kau masih bersamaku. Kita menyusuri kota Jogja pada malam minggu cuacanya mirip sekali dengan malam ini,  merdu syahdu hanya saja kali ini nuansanya berbeda kekasih.

Aku ingat suatu masa dulu ,
Saat kau masih bersamaku.
Kita menyusuri kota Jogja pada malam minggu
cuacanya mirip sekali dengan malam ini, 
merdu syahdu hanya saja kali ini nuansanya berbeda kekasih.

Dulu, jika aku rindu kau datang dengan pesonamu itu.
Kini, jika rindu hanya bisa aku tulis cerita kita.
Meski aku tahu tulisanku tak pernah mampir di beranda sosial mediamu,
tak mengapa aku pun tak ingin kau tahu bahwa aku masih merindumu.

Kau tak perlu tahu!
Lanjutkan saja hidupmu yang tak lagi ingin ada aku.

Aku tak apa, 
aku pun bahagia meski rindu tak pernah berujung temu, 
aku bahagia sebab aku tak lagi bisa membuatmu terluka.
Aku bahagia sebab aku tahu kau sedang baik-baik saja.
Maaf aku memang seorang melankoli yang mudah terbawa memory.

Kali ini aku hanya ingin kembali mengingat 
Waktu dulu kita menghabiskan malam minggu di seputaran jalan malioboro 
Menyaksikan Frau dengan keyboardnya 
menyanyikan lagu sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa.

“Kita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa”

Begitu kira-kira liriknya, aku ikut menyanyi lantang, 
sedang kau hanya diam menyaksikan aku bernyanyi dengan suara sumbang, 

Kau hanya melihatku, 
Lalu, kau tersenyum padaku.
Senyum yang entah bermaksud apa tapi yang jelas ketika itu 
kurasa kita saling bahagia dan saling mencoba membahagiakan.
Dulu, meski kita tak sampai bercinta di luar angkasa, 
seperti lagunya Frau tapi aku rasa asmara kita waktu itu 
ikut terbang menuju bintang gemintang sebelum meledak dan hilang.

#MozaikRhe

1 komentar untuk "Suatu Malam Minggu di Jogja"