Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#MasihDenganHujan (Selalu ada Rindu yang tumpah ditiap hujan yang tercurah)

Hujan lagi, kali ini. kembali lagi aku mengingatmu  yang dulu sempat menjadi bagian dari waktu-waktuku; dulu, pada suatu masa di saat musim hujan selalu saja,  ada rindu yang tumpah ditiap hujan yang tercurah ada tawa dan senyum manis ditiap gerimis, juga perbincangan panjang dan mata yang selalu saling pandang.

Hujan lagi, kali ini.
kembali lagi aku mengingatmu
yang dulu sempat menjadi bagian dari waktu-waktuku;
dulu, pada suatu masa di saat musim hujan selalu saja,
ada rindu yang tumpah ditiap hujan yang tercurah
ada tawa dan senyum manis ditiap gerimis, juga
perbincangan panjang dan mata yang selalu saling pandang.

Kala itu, delapan belas menjadi angka sakral di sayidan,
di meja empat belas kita duduk dipisah gelas.
Tanpa ada isyarat tangan kita saling genggam dan
hati jatuh bersama rintik hujan yang manyapa jalan.

Menyadari waktu yang terus saja lalu lalang meninggalkan aku yang masih bercerita tentang masa silam. Hujan kala itu adalah rindu yang selalu jatuh bersama rintiknya, hujan kala itu bagai penolong bagiku, sebab hujan membuatku bisa lebih lama memandangmu.

Pernah pula hujan mendekatkan raga kita
yang kala itu berteduh dibawah payung warna-warni.
Dulu saat Hujan, bait demi bait puisi tertulis hanya untuk Dia,
Puan yang selalu punya kenangan ketika hujan.
.
#masihdenganhujan kini pendar dan tak lagi terdengar,
tak lagi punya nyawa sedang sajaknya masih selalu ku baca,

sebuah buku yang dulu kita hasilkan berdua kini jadi teman setia pada tiap hujan turun,
buku yang bertajuk tuan pangkat dua selalu ku buka.
Tiap goresan didalamnya membuat aku percaya bahwa dulu kita pernah saling bahagia,
bercerita dengan kata, saling rindu dengan bertukar aksara.
Tuan pangkat dua memegang erat cerita kita,
terukir indah masih didalam lembarnya,
juga bekas bibir merah Puan itu melekat abadi pada lembar terakhir tulisannya.

#masihdenganhujan kali ini,
aku kembali berpuisi menyulam gerimis menenun hujan dan tenggelam dalam genangan masalalu.

#masihdenganhujan kali ini hanya bisa membaca kisah yang tak lagi ada,

#masihdenganhujan kali ini kopi tak lagi diselingi suaranya, dan

#masihdenganhujan kali ini hanya sepenggal memory yang kadang datang mengusik sepi


#mozaikrhe

Posting Komentar untuk "#MasihDenganHujan (Selalu ada Rindu yang tumpah ditiap hujan yang tercurah)"