Puan Idaman Teman Seangkatan
hening yang panjang tak habis-habis
membuatku kian tenggelam dalam kepahitan.
Aku yang sudah terlampau lama dalam sepi,
notifikasi pesan pun hanya dipenuhi
obrolan grup keluarga dan teman-teman;
percakapan tentang setumpuk tanya
-apa, kenapa dan bagaimana-,
lowongan kerja,
undangan pernikahan teman seangkatan,
serta perempuan idaman seangkatan
yang dulu sering menjadi bahan perbincangan
kini statusnya sedang galau dan tampak kesepian.
Bosan!
pesan yang biasanya sering diabaikan pun
aku baca satu-persatu, saking tak ada kerjaan
Aku telusuri tiap kata dalam obrolan itu.
Pembahasan tentang
perempuan idaman seangkatan membuatku larut dalam kenangan.
benar-benar mengasyikkan, saat sekumpulan laki-laki
membicarakan satu nama perempuan sepanjang waktu
saat duduk di warung kopi, saling berimajinasi jauh tinggi.
Aku yakin kalian pun pernah punya seseorang yang di idamkan
semasa menempuh pendidikan, idaman lelaki dari teman-teman seangkatan.
Perempuan yang hanya bisa sebatas dikagumi saja,
tak pernah berani untuk mendekati;
membiarkan ingin terbagi utuh dengan teman-teman lain,
juga supaya perbincangan tetap asyik di tempat tongkrongan.
Lelaki, normal!
Pasti pernah punya sosok yang di idamkan semasa sekolah ataupun kuliah,
yang pasti kalian ingat nama hingga raut wajahnya hingga sekarang.
Setelah larut dalam lamunan masa kelam,
aku mulai menyusuri barisan kontak di ponsel
mencari nama yang sedang di perbincangkan di grup teman angkatan.
nomor yang masih tersimpan,
namun aku tak tahu masihkah aktif atau sudah tak lagi digunakan.
Dalam kalutnya perasaan kesepian,
aku mencoba menghubunginya,
menyapanya, berbasa-basi menanyakan kabar.
tak lama berselang, pesan berubah centang biru
lalu terbaca "mengetik..." di baris atas kotak pesan itu.
kemudian balasan pesan pun masuk,
Dia sedang baik-baik saja, katanya
lalu menyapa dan menanyakan kabarku pula.
Saling berkirim pesan
bercerita tentang masa kuliah yang lucu
dan juga saling mengingatkan tentang
hal-hal ajaib yang pernah bersama di lewati.
perbincangan yang panjang dan menyenangkan.
Dari candaan pesan singkat
ternyata ada banyak rindu yang menguak
dari masa-masa yang terlewatkan
betapa dulu Dia begitu indah di mataku,
di mata teman-temanku.
Tak cukup hanya berkirim pesan,
akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba
panggilan suara.
berdering...
"Hei Rhesya, ngopi yuk, hahaha"
suara pertama darinya, sebuah bercandaan di masalalu
dimana teman-teman dikampus selalu menyapaku
dengan kalimat itu.
Sebuah kalimat yang muncul dari sebuah iklan televisi
yang di bintangi Raisa.
Seingatku itu iklan kopi;
Iklan yang dimulai dari sapaan seorang lelaki kepada Raisa
Lelaki itu yang entah siapa namanya, aku lupa
yang aku ingat hanya kalimat yang di ucapkannya
"Hei Raisa, Ngopi yuk".
Kalimat yang akhirnya sering jadi bahan bercandaan
teman-teman kepadaku saat di kampus.
Setelah saling sapa dan berbasa-basi.
"kangen ih, videocall aja gimana" suara dari seberang sana
"Boleh" ku bilang.
lalu, wajahnya muncul di layar ponsel.
Aih lama tak melihatnya,
senyum itu terlihat lagi kali ini,
senyum yang sama indahnya, sama seperti dulu
senyum seorang perempuan idaman teman seangkatan.
cantiknya pun seolah tak pernah ada lunturnya.
membuatku terdiam sejenak,
seolah alam menghentikan laju waktu
saat aku kembali melihatnya.
Malam yang luar biasa,
membuat sepiku mati
hatiku happy
meski perbincangan hanya habis oleh basa-basi.
Sebentar....
Nama orang yang sedang aku bicarakan
tiba-tiba muncul di notif whatsapp ketika aku menulis ini;
sebuah ucapan selamat pagi dan
doa semoga segala urusan lancar hari ini.
tulisan ini terpaksa aku cukupkan sampai disini,
aku harus menyusun sedikit strategi untuk membalas pesannya
aku harus mencari kata-kata yang tepat,
kata-kata yang bisa membuat dia di seberang sana terkesan.
aku cukupkan dulu, sekian.
Nanti seandainya ada kelanjutan dengannya,
akan aku ceritakan lagi~
#Mozaikrhe
Posting Komentar untuk "Puan Idaman Teman Seangkatan"