Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teruntuk Puan di Ujung Pengharapan

Malam minggu kesekian, entah berapa purnama sudah terlewatkan tanpa sapa, apa lagi bicara seperti yang pernah dan sudah-sudah. Kita hanya kembali menjadi sosok yang asing, menjalani rutinitas hidup masing-masing meski dulunya pernah saling.  Puan, rautmu abadi di relung hati!  Aku selalu jatuh cinta kepadamu meski sedikitpun kabar darimu tak pernah lagi ku dengar, tak ada sedikitpun celah untukku kembali masuk ke dalam hidupmu. Kau telah jauh, jauh sekali dari jangkauan tak tergapai, lalu bagaimana bisa kasih itu kembali aku semai?  Puan, Kasih mu begitu manis di kenang!  Dalam diam dan pasrah, gelap malam kerap membawaku kepadamu, Puan di puncak pengharapan. Namamu masih sering pula aku sebut dalam doa. "Pramita" yang selalu cantik dapatkah sekali lagi hatimu aku culik? Sungguh aku rindu tuturmu yang dulu selalu menenangkan hatiku, menghentikan waktu-waktu, membuatku jatuh berkali-kali, lagi dan lagi ke dalam jurang hatimu yang tak berdasar, aku tak bisa lagi keluar.  Puan, masihkah kita bisa kembali bersua?  Aku masih lah sama, yang dulu kau kenal dengan hatimu, sungguh aku masihlah sosok yang dulu sempat kau cintai. Kesalahanku di masalalu mungkin membuat kita tak lagi bisa berlaku seperti dulu, tetapi, Puan bukankah kesalahan bisa di maafkan dengan ikatan janji bahwa hal itu tak lagi akan di lakukan. Aku tahu hatimu telah aku lukai sedemekian parah, luka, dilukai, luka-luka, menganga, jengah tapi sungguh sebenarnya cintaku tak pernah musnah.  Puan, yang agung di lamunan!  Sekali lagi pada gelap malam, aku ingin memikatmu, menarikmu, memujamu, dan berusaha membahagiakanmu lagi. Puan percayalah perasaan ini tak pernah usai kepadamu, pasti aku janji.  Puan di ujung pengharapan!  Aku ingin sekali lagi, memelukmu dalam tenang, merasakan hangat bisikmu yang selalu terdengar nyaman. Bisakah aku? Sekali saja, beri lagi aku kesempatan akan aku buktikan seberapa beruntungnya aku memilikimu. Jangan kau benar-benar pergi  sebab tanpamu perasaan ini sulit untuk berlabuh kembali.   Puan di ujung pengharapan!  Kasih ini utuh dan sungguh, kunjungilah, peluk kembali sepenuh hatimu, aku menungu.  Puan, aku menunggumu.  Aku menunggu,  Aku menanti,   Tanpa ragu,  Tak pernah henti...    #MozaikRhe

Malam minggu kesekian, entah berapa purnama sudah terlewatkan tanpa sapa, apa lagi bicara seperti yang pernah dan sudah-sudah. Kita hanya kembali menjadi sosok yang asing, menjalani rutinitas hidup masing-masing meski dulunya pernah saling.

Puan, rautmu abadi di relung hati!

Aku selalu jatuh cinta kepadamu meski sedikitpun kabar darimu tak pernah lagi ku dengar, tak ada sedikitpun celah untukku kembali masuk ke dalam hidupmu. Kau telah jauh, jauh sekali dari jangkauan tak tergapai, lalu bagaimana bisa kasih itu kembali aku semai?

Puan, Kasih mu begitu manis di kenang!

Dalam diam dan pasrah, gelap malam kerap membawaku kepadamu, Puan di puncak pengharapan. Namamu masih sering pula aku sebut dalam doa. "Pramita" yang selalu cantik dapatkah sekali lagi hatimu aku culik? Sungguh aku rindu tuturmu yang dulu selalu menenangkan hatiku, menghentikan waktu-waktu, membuatku jatuh berkali-kali, lagi dan lagi ke dalam jurang hatimu yang tak berdasar, aku tak bisa lagi keluar.

Puan, masihkah kita bisa kembali bersua?

Aku masih lah sama, yang dulu kau kenal dengan hatimu, sungguh aku masihlah sosok yang dulu sempat kau cintai. Kesalahanku di masalalu mungkin membuat kita tak lagi bisa berlaku seperti dulu, tetapi, Puan bukankah kesalahan bisa di maafkan dengan ikatan janji bahwa hal itu tak lagi akan di lakukan. Aku tahu hatimu telah aku lukai sedemekian parah, luka, dilukai, luka-luka, menganga, jengah tapi sungguh sebenarnya cintaku tak pernah musnah.

Puan, yang agung di lamunan!

Sekali lagi pada gelap malam, aku ingin memikatmu, menarikmu, memujamu, dan berusaha membahagiakanmu lagi. Puan percayalah perasaan ini tak pernah usai kepadamu, pasti aku janji.

Puan di ujung pengharapan!

Aku ingin sekali lagi, memelukmu dalam tenang, merasakan hangat bisikmu yang selalu terdengar nyaman. Bisakah aku? Sekali saja, beri lagi aku kesempatan akan aku buktikan seberapa beruntungnya aku memilikimu. Jangan kau benar-benar pergi  sebab tanpamu perasaan ini sulit untuk berlabuh kembali. 

Puan di ujung pengharapan!

Kasih ini utuh dan sungguh, kunjungilah, peluk kembali sepenuh hatimu, aku menungu.

Puan, aku menunggumu.

Aku menunggu,

Aku menanti, 

Tanpa ragu,

Tak pernah henti...


#MozaikRhe


Posting Komentar untuk "Teruntuk Puan di Ujung Pengharapan"