Dear, Khaelyla (pada bagian ke III nomor ke 6)
Entah semesta akan membawa cerita tentang kekaguman ini ke arah mana, yang jelas terasa “inginku masih sama” dan kau pun masih sama pula cantiknya, tak sedikitpun ada cela.
Sungguh, kepadamu aku terus menaruh hati. Meski kepadamu sejauh ini aku hanya bisa terus bersembunyi. aku tak ingin memaksamu untuk berbalik ke arahku, yang aku upayakan adalah tetap membuatmu terus bahagia bagaimanapun caranya. Aku akan terus sedia memasang telinga mendengarkan ceritamu tentang apa saja, bahkan selalu berusaha menegakkan telinga untuk mendengarkan kisahmu dengan lelakimu yang sudah kehilangan akal sehatnya.
Lekakimu itu Khaelyla,
yang tempo hari kau ceritakan sudah sama-sama berjuang agar kisah kalian terselamatkan,
nyatanya kini telah berpindah ke lain perasaan.
Aku bodoh, hanya berharap kepadamu dan masih menunggu waktu membawamu untuk menjadi pendamping hidupku, apa betul aku bodoh seperti kata teman-temanku?
Tidak, aku tidak bodoh, mereka hanya tak tau bagaimana besarnya kagumku terhadapmu.
Seperti bait lagu yang di Tulis Eross SO7 pada tajuk Film Favorit;
“karena mereka tak ikut merasakan indahnya hidup jatuh hati padamu”.
Begitulah jalanku, tak peduli apa kata mereka yang jelas kepadamu aku tak pernah kehabisan cinta, dan semenjak rilisnya lagu itu aku merasa lagu itu adalah tentang kisahku yang mencintai Khaelya dan aku kerap bernyanyi ketika bayang Khaelyla hadir dikepalaku;
“sama seperti di film favoritmu (Khaelyla),
aku takkan pernah menyerah,
walau peran yang aku mainkan bukan pemeran utamanya”.
Teruslah untuk bahagia Khaelyla, berkelanalah sejauh yang kau kira itu menyenangkan. Aku akan tetap disini saja merindumu meski sendirian, memanen kasih meski tanpa balas perasaan.
Tak apa mungkin aku memang bukan pemeran utamanya~
Bertahun sudah terlewatkan namun perasaan kepadamu tak jua menemukan titik kepastian. Biarlah, biar semesta bekerja seperti biasa hingga nanti entah kau yang letih menghindariku lalu berbalik mencariku, atau aku yang letih untuk terus mengejarmu.
Biarkan waktu berputar, melewati Aku yang masih setia untuk tetap tidak sadar.
Biarkan, biarkan ketidakwarasan dan kehaluan untuk memilikimu tumbuh mekar didalam diriku.
Biarkan, biar saja aku terus mencintaimu, hingga janur kuning melengkung didepan rumahmu layaknya jeruji besi yang mengurungku, jeruji besi yang membuatku tidak lagi mampu untuk menuju hatimu.
Tetapi sebelum itu biarkan pula Aku menyatakan bahwa;
meski banyak kekuranganku, juga jauh sekali dari harapanmu.,
Tetapi jika kau lebih dalam untuk mencari tahu
“siapakah yang paling tabah mencintaimu”
maka tak akan kau temukan orang lain selain aku!
#MozaikRhe
Posting Komentar untuk " Dear, Khaelyla (pada bagian ke III nomor ke 6)"