Berlayar Kembali
2016 lalu, hatiku patah sepatah-patahnya.
Aku kehilangan seseorang yang selama ini aku cari, yang ku kira akan selamanya ternyata aku harus merelakannya menghilang dari hidupku. Hilang, benar-benar hilang tak ada satupun yang tersisa darinya untukku, hanya sekedar bentuk senyumnya yang melekat di kepala dan di galeri ponsel sebagai momen yang selalu menyeretku dalam memori betapa bahagianya dulu saat dia di sampingku.
Lama aku terlarut dalam kekalutan itu, semuanya serba tak kena. tak ada satupun yang bisa menghilangkan dia dari pikiranku. Doa-doaku selalu saja tersemat namanya sebagai harap yang menggantung di relung hatiku yang paling dalam. Tak ada sesiapa yang bisa menggantikan perempuan itu, dia nyata dan kekal di hatiku, meski sedikitpun kabar darinya tak pernah lagi aku tahu.
Puan yang selalu aku cinta, yang aku tahu begitu baik hatinya, yang sangat aku kagumi seluruh lakunya. hari-hari berlalu aku hanya terpaku padanya, tak ada niatku untuk berpaling darinya, hanya dia yang aku mau kembali kepadaku, memberikan kembali cinta yang selama ini aku tanggung sendiri tanpa pernah terbalaskan lagi. Namun semakin hari pula jejaknya semakin jauh, hatinya enggan mendekat kepadaku, bahkan mungkin telah berlabuh ke hati yang lain.
Dalam sesaknya penantian, empat tahun berlalu tanpa sedikitpun menemui kepastian dari yang di tunggu. Aku mulai mencoba kembali membuka hati, berlayar lagi; singgah dari hati ke hati, dari body ke body tapi tetap saja hampa. tak ada yang benar-benar aku inginkan, ternyata aku masih saja mengharapkan satu orang yang sama.
Semakin laju waktu berlalu, aku semakin pilu, lara yang tak lagi bisa di obati, cinta yang hanya bisa aku simpan sendiri. Aku pun pasrah, aku serahkan kepada semesta terserah semesta akan membawaku ke arah mana, akan memberiku cinta yang seperti apa, akan aku terima-terima saja. Sebab aku sudah mulai lelah berlayar, perahuku hanya terombang-ambing dan tak menemui dermaga yang bisa aku singgahi selamanya, dermaga cinta yang bisa pula aku sebut rumah itu belum di temukan jua.
Hingga suatu hari semesta berlangit cerah, angin segar bertiup pelan namun pasti. Perahuku tiba-tiba saja singgah pada dermaga cinta yang tak pernah aku duga-duga. pelabuhan yang membuat aku berpikir ini lah tempatnya, tempat aku melabuhkan perahuku, menutup layarku, menambatkan hati tanpa perlu berlayar lagi, tanpa perlu mencari lagi.
2020 akhirnya, setelah empat tahun terombang-ambing. Aku menemukan cinta baru yang begitu megah, begitu mewah, begitu sangat aku banggakan. hari-harikui terasa cerah, segala tentangnya menjadi alasanku untuk bahagia, tak ada sedikitpun cela yang aku temui darinya. segalanya terasa nyaman, indah dan bahagia seolah selalu menyertaiku.
Malam berganti siang, bulan berganti, tahun pun akhirnya berganti. Ditengah megahnya cinta yang dibawa semesta itu. tiba-tiba lagi, ada sesuatu yang muncul, sesuatu yang tak lagi menyenangkan hati, ada luka, luka-luka, dilukai, menganga!.
Entah apa yang sedang di rencanakan Tuhan untukku?
Ditengah nikmatnya cinta, dan rindu yang begitu menderu, tiba-tiba Dia ambil lagi semua itu dariku. saat aku sudah meyakinkan diri untuk benar-benar mencintai setelah 4 tahun mencari. Ia hilangkan lagi seseorang itu dariku.
Lalu harus bagaimana lagi?
Jadi siapa sebenarnya yang akan Kau jadikan pendampingku, Tuhan?
Baik jika memang itu maumu!
Aku tidak terlalu terluka lagi kali ini, akan aku turuti jalan takdirmu. cinta yang melewatiku? aku pasrahkan kepadamu. aku tidak peduli, benar-benar tidak peduli. Meski sedikit perih akan aku jalani. aku hanya ingin mengucap terimakasih telah menghadirkan seseorang yang telah membuatku bahagia meski pada akhirnya tak berujung bahagia. Aku sudah siap kali ini tak lagi seperti kemarin, aku terluka tapi tak ingin lagi berkabung dalam lukaku. sebab aku sudah sepakat dengan hatiku;
"Tenanglah hati, lebih dari ini pernah kita lewati, jangan berhenti disini"
Kehilanagan sudah menjadi hal biasa bagiku sekarang. Patah hatiku kali ini, terasa biasa saja sebab aku sudah siap;
Aku akan Berlayar lagi
Aku akan Mencari lagi
Menemukan lagi yang telah kau siapkan untukku, Tuhan.
#MozaikRhe
Posting Komentar untuk "Berlayar Kembali"