Membicarakanmu (Lagi)
Rindu kerap kali datang
tidak tepat waktu, seperti kali ini, pelan-pelan ingatan berulang kembali tentang hal-hal yang telah terjadi di masalalu. di mana pertama kali
kita bertemu, senyum pertama yang kau berikan kepadaku, dan saat kita berkenalan tanpa ragu. Ingatkah?
Ketika kita memulai sebuah cerita di sudut-sudut kota Jogja. Melewati waktu bersama, berbagi cerita hingga menumbuhkan rasa yang tak biasa.
Momen-momen itu. Sungguh masih
melekat di ingatan, menyelimuti sanubari seakan tak ada lagi cerita indah selain denganmu dulu. kau yang dulu, yang aku rasa adalah sosok yang ini aku
cari. Sungguh begitu menyenangkannya kenangan bersamamu dulu, kenangan yang selalu menumbuhkan bibit rindu walaupun sekarang tak ada lagi yang bisa di harapkan dari kisah itu, hilang entah kemana lenyap dipeluk semesta.
Puan! betapa indahnya kau di mataku dulu, hingga tak ada yang bisa memalingkan aku dari sosokmu. Dulu, rasa seolah tak
pernah hilang meski ditempa waktu yang terus berlalu. Entah racun
apa yang kau tanamkan pada senyumanmu kala itu, hingga bisa membuatku kalap dan terus berkhayal ingin terus bersamamu.
Dulu, kepadamu seluruh harap bermuara, segala rasa yang tercipta benar-benar indah dicerna. Entah bagaimana
semua itu bisa bekerja, tapi aku benar-benar yakin bahwa cinta itu adalah titipan semesta, sebab dulu semesta selalu saja menyertai langkah kita ke arah yang satu.
Kini, semua hal milikku yang ada padamu hilang tak berbekas! Tak ada satupun harap yang dapat aku minta kembali padamu. Semua kau bawa, hanya luka yang tersisa. Bahkan banyak hal-hal baik dalam hidupku yang kau bawa. Puan!
Kali ini, aku menulis bukan untuk menyesali apa yang telah terjadi. Aku hanya ingin lagi dan lagi membicarakanmu kepada dunia, bahwa denganmu semua karya terbaikku tercipta. Bahwa denganmu adalah kenangan termanis meski berakhir tragis!
Meski Tragis!
Meski Tragis!
#MozaikRhe
Posting Komentar untuk "Membicarakanmu (Lagi)"